KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
, 27 Januari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………...... i
Daftar Isi…………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..
A.
Latar Belakang……………………………………………………....... 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
A.
Pengertian Kritik Musik……………………………………….…..….. 2
B.
Fungsi Kritik Musik…………………………………………………… 2
C.
Tujuan Kritik Musik………………….……………………………….. 2
D.
Penyajian Kritik Musik………………………………………………… 2
E.
Sejarah Kritik Musik…………………………………………………… 4
1.
Kritik Musik Awal…………………………………………………. 4
2.
Kritik Musik Renaissance………………………………………….. 4
3.
Kritik Musik Dunia (Inggris)……… …………………………….... 4
4.
Kritik Musik Di Indonesia………………………………………….. 4
F.
Konsep dan Pentingnya Seni
Musik………………………….…......... 4
BAB III PENUTUP……………………………………………………….........
A.
Kesimpulan…………………………………………………………….. 6
B.
Kritik dan Saran……………………………………………………....... 6
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kritik atau critism (Inggris)
berasal dari bahasa Yunani yakni kritikosyang berhubungan
dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang
maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga menghakimi. Kritikos berarti
juga hakim kesusasteraan. Istilah ini ada semenjak abad ke IV sebelum kelahiran
kristus. Menurut sejarahnya, seorang bernama Pilatus dari
pulau Kosyang pada tahun 305 Sebelum Masehi didatangkan ke
Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus II dan dianugerahi julukan penyair
dan kritikos sekaligus (Hardjana, 1981).
Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik
hanya muncul dalam bidang kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu
keadaan penyakit yang kritis atau sangat membahayakan jiwa penderitanya.
Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut kembali kepada pengertian
lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492 mempergunakan
istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf. Pada waktu itu,
istilah critikusdan gramaticus dipergunakan untuk
menunjuk orang-orang yang menekuni pustaka sastra lama. Sementara itu seorang
pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah art critic untuk
Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan hidup. Beberapa waktu
kemudian di kalangan penganutHumanisme berlaku pengertian yang
terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno. Pergeseran arti
kritik sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan
penghakiman berlaku pada sekitar tahun 1600. (Wellek, 1971).
Pada perkembangan yang lebih kemudian kritik berarti
orang yang melakukan kritik dan juga kegiatan kritiknya. Sementara itu, di
Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku kedua pengertian itu
secara luas. Istilahcritique menunjuk pembicaraan tentang seniman
tertentu, sedangkan criticismmenunjuk teorinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kritik Musik
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian
suatu karya musik dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas
apresiasi, atau membantu memperbaiki karya tersebut. Kritik berasal berasal
dari kata Yunani “Krinein” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan
kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut
kritikus. Obyek yang dikritik dalam musik adalah karya musik yang sedang
dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki gagasan (keindahan) bunyi atau
pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya.
B. Fungsi Kritik Musik
Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang
selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering mengalami hambatan
dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat menambah pemahaman
bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri.
Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :
·
Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
·
Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
·
Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
·
Pengembangan mutu karya musik.
C. Tujan Kritik Musik
Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah
evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih
kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi
atas karya dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki
apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian diharapkan akan ada inovasi dan
peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.
D. Penyajian Kritik Musik
Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni seperti
diutarakan di atas. Ada 4 hal pokok dalam kegiatan penyajian yang sudah umum
digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi, analisis, interpretasi, dan
evaluasi.
·
Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang
bersumber langsung dari karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa
pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan. Faktor-faktor pendukung
penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini dinyatakan secara
lengkap bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam penyajian
musik.
·
Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur
nada, melodi, harmoni, ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut
dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam mendukung penuangan atau penyajian
gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis
unsur-unsur penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus
sangat diperlukan pada tahap ini.
·
Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian
nilai artisitik suatu penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari
pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi faktor
pertimbangan dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi. Tahap
ini dapat dikatakan sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal
yang ada dalam suatu karya musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum
(deduktif).
·
Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang
cukup penting dalam kritik musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya
atas penyajian suatu musik. Pendapat yang dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa
dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari deskripsi dan analisis
yang ditunjang interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi
adalah kebaikan atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau kekurangan
merupakan pertimbangan atas gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian musik.
Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan
membangun pemahaman peningkatan penyajian karya musik.
Penyajian kritik musik dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun seperti
urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian
pendahuluan. Dengan demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:
1.
Pendahuluan
2.
Deskripsi
3.
Analsis
4.
Interpretasi
5.
Evaluasi
Bagian pendahuluan berisi tentang
identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau pencipta
musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk
diketahui oleh pembaca. Dalam hal musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang
tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu karena berbasis
bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna lirik
lagu mencakup makna denotatif dan konotatif.
E. Sejarah Kritik Musik
1.
Kritik Musik Awal
Kegiatan
kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani yaitu Xenophones
dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM. Xenophones dan Heraclitus mengecam keras
pujangga besar bernama Homerus yang sering bernyanyi tentang hal-hal yang tidak
senonoh tentang dewa dewi.
2.
Kritik Musik Reneissance
Pada
abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali. Barulah Polizianus pada
tahun 1492 menggunakan istilah criticus dan Grammaticus.
Scanlinger melakukan analisa dan perbandingan antara pujangga Yunani dan latih
dengan adanya kritik modern di sertai pengembangan nya para penyair mulai
merasa terganggu karena kegiatan kreatif mereka terganggu
3.
Kritik Musik Di Inggris
Di
Inggris abad 16 pada zaman pemerintah ratu Elizabeth istilah kritik sama sekali
belum dikenal. Francis Bacon dengan bukunya “Advancement of Learning” adalah
yang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam sastra musik
Inggris pada tahun 1605
4.
Kritik Musik Indonesia
Kritik
musik dari segi pengertian dan istilah bukan merrupakan tradisi asli masyarakat
Indonesia. Kritik musik baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat
pendidikan dengan system Eropa pada awal abad ke 20
F. Konsep dan Pentingnya Pendidikan Seni Musik
Depdiknas, (2006:611) Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mengemukakan tentang SK dan KD pendidikan seni, budaya, dan
keterampilan menjelaskan bahwa pendidikan seni musik sifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Pada bahasan ini dikaitkan dengan pendidikan seni
musik. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara
kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran
dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam
kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi),
apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna
pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud
pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta
toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
v
Fungsi Seni Musik
Rien (1999:1) mengemukakan tentang pendapat para
pakar pendidikan yang menyatakan bahwa seni musik mempunyai peranan yang
penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik,
selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan
individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan
ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan siswa pada
sejarah budaya bangsa mereka.
Pendidikan seni musik juga berfungsi untuk
meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk
menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi penuh,
keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang
dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa tersampaikan
dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang fungsi
pendidikan seni musik bagi siswa yang sejalan dengan pendekatan “Belajar dengan
Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut ini dikemukakan
secara urut fungsi pendidikan seni musik sebagai sarana atau media ekspresi,
komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.
Pendidikan seni musik sebagai sarana/media ekspresi
Ekspresi merupakan ungkapan atau
pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih, gembira, risau, marah,
menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fungsi ini memungkinkan
untuk mengeksplorasi ekpresi siswa dalam memunculkan karya-karya baru.
Pendidikan seni musik sebagai media komunikasi
Ekspresi yang dieksplorasikan
akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya seni musik yang
dialami siswa dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut
bisa tersampaikan pada orang lain.
Pendidikan seni musik sebagai sarana bermain
Bermain merupakan dunia
anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat rekreatif yang
menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus memberikan kegiatan
penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak secara pisik dan
psikis.
Pendidikan seni sebagai media pengembangan bakat.
Setiap siswa memiliki potensi di
bidang seni musik yang luar biasa. Pendidikan seni musik di tekankan untuk memberikan
pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk
menumbuhkan bakat siswa.
Pendidikan seni sebagai media kreativitas
Kreatif merupakan sifat yang
dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan dengan kemampuan atau daya
untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi
tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu
memperbaiki karya tersebut.
Ø
fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :
·
Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
·
Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
·
Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
·
Pengembangan mutu karya musik
Ø
Kegiatan kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani
yaitu Xenophones dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM. Xenophones dan Heraclitus
mengecam keras pujangga besar bernama Homerus yang sering bernyanyi tentang
hal-hal yang tidak senonoh tentang dewa dewi.
B. Kritik dan Saran
Ø
Kritik
Kemajuan
kritik terutama dalam sastra musik telah berkembang dengan perubahan waktu,
dengan kritik musik para kritikus dapat memberikan masukan baik itu berupa
pendapat yang positif maupun negativ kepada para penyaji maupun pendengar
mengenai hal itu. Bagi penyaji musik, kritik musik merupakan bentuk
apresiasinya agar kedepan mereka bisa lebih baik.
Ø
Saran
Sebaiknya
dalam memberikan kritik harus apa adanya tidak boleh dibuat-buat apalagi jika
ditambah dengan kata yang keluar dari objek kritik, untuk para pendengar harus
lebih memperhatikan dan berperan sebagai pendengar dan menerima kritik,
sedangkan untuk penyaji musik harus lebih berhati-hati jika ada kesalahan dalam
musik karena bisa menyebabkan para kritikus mengkritik hal yang kurang
memuaskan
DAFTAR
PUSTAKA
http://makalahsejarahkritikmusik.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar